Oleh Muhammad Alfath

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Bengkulu bersama Kanopi Hijau Indonesia berkolaborasi meluncurkan program Sekolah Energi Bersih (SEB).

Peluncuran program SEB jilid 3 yang digelar pekan lalu di Pusat Pendidikan AMAN Bengkulu ini melibatkan komunitas Masyarakat Adat dan generasi muda ini menjadi ruang edukasi dan aksi nyata menuju transisi energi terbarukan, adil dan berkelanjutan.

Peluncuran SEB jilid 3 diisi dengan dialog bertema “Transisi Energi dari Bumi Adat: Gerakan Kolektif Menuju Keadilan Iklim”.  Dialog menghadirkan empat orang narasumber yaitu Dewan AMAN Nasional Deff Tri Hardianto, Ketua Kanopi Hijau Indonesia Ali Akbar, Kepala SMA Sint Carolus Bengkulu Sulistyanta dan Kepala SMA Muhammadiyah 4 Kota Bengkulu Sutanpri.

Deff Tri Hardianto dalam paparanya menyebut AMAN Bengkulu melibatkan 76 komunitas Masyarakat Adat dalam kolaborasi mewujudkan SEB jilid 3. Menurutnya, pelibatan komunitas Masyarakat Adat dalam program SEB ini sangat penting mengingat komunitas Masyarakat Adat menjadi kelompok yang paling rentan terdampak krisis iklim yang saat ini melanda bumi.

Deff Tri  menerangkan pembangkit energi terbarukan ini akan berfungsi menyediakan listrik bagi Pusat Pendidikan Masyarakat Adat di Bengkulu sebagai tempat belajar dan pelestarian budaya. Keberadaan pembangkit ini juga akan mendukung aktivitas 76 komunitas Masyarakat Adat dalam pemulihan lingkungan berbasis energi bersih.

"Penerangan yang bersumber dari energi bersih ini juga diproyeksikan menjadi laboratorium energi bersih bagi komunitas Masyarakat Adat," jelasnya.

Deff Tri menambahkan hal ini akan menjadi contoh dan pusat edukasi transisi energi yang adil berkelanjutan, sekaligus menjadi pendukung energi untuk pembelajaran dan dokumentasi adat dalam mendukung produksi konten lokal berbasis Masyarakat Adat.

Perlawanan Terhadap Proyek Energi Kotor

Ketua Kanopi Hijau Indonesia, Ali Akbar mengatakan program SEB adalah bentuk nyata perlawanan terhadap proyek energi kotor Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara dengan mewujudkan transisi energi melalui dukungan masyarakat.

“Krisis iklim yang melanda planet bumi, tidak bisa lagi direspon dengan tindakan yang biasa-biasa saja, harus ada aksi revolusioner dari publik. Sekolah Energi Bersih ini salah satu aksi revolusioner itu,” kata Ali.

Karena itu sejak 2018, sebutnya, Kanopi Hijau Indonesia berkolaborasi dengan banyak pihak dan menggalang dukungan masyarakat luas untuk mewujudkan transisi energi berbasis komunitas.

Foto bersama peluncuran Sekolah Energi Bersih (SEB). Dokumentasi AMAN

Sukses Diterapkan di Sekolah

Kepala SMA Sint Carolus, Sulistyanta menceritakan kesukseskan program SEB jilid 2 yang dipasang di sekolah mereka pada Oktober 2024. Program SEB jilid 2 berhasil memasang pembangkit energi terbarukan gabungan dari panel surya dan turbin angin di SMA Sint Carolus Kota Bengkulu. Panel surya dan kincir angin di sekolah tersebut berfungsi menyediakan energi untuk menerangi aula pertemuan, ruang tata usaha, komputer, AC dan CCTV hingga bel sekolah.

“Program SEB ini telah sukses diterapkan di sekolah kami,” akunya.

Sulistyanta mengatakan belajar dari kesuksesan ini, pihaknya engedukasi siswa untuk sadar dan paham tentang pentingnya pemanfaatan energi terbarukan. Sekolah membawa siswa langsung ke sumber listrik berbasis tenaga air di PLTA Musi.

Hal senada disampaikan Kepala SMA Muhammadiyah 4 Kota Bengkulu Sutanpri yang menceritakan program SEB jilid 1 telah berhasil memasang panel surya untuk penerangan laboratorium komputer dan menerangi lampu taman di SMA Muhammadiyah 4 tahun 2020.

Sutanpri yang baru saja mengikuti pertemuan komunitas pengguna energi terbarukan di Brazil pada pertengahan April 2025, mengatakan energi terbarukan yang dipasang di sekolahnya diharapkan menjadi pembangkit utama untuk memenuhi kebutuhan listrik sekolah.

“Selama ini kita masih menganggap tenaga surya itu sebagai alternatif, padahal seharusnya menjadi yang utama,” terangnya.

Sutanpri mengatakan sekarang ini masyarakat global sudah paham pentingnya transisi energi. Karenanya, saatnya semua pihak bertindak lebih serius untuk segera mengakhiri penggunaan energi fosil.

***

Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat dari Bengkulu

Writer : Muhammad Alfath | Bengkulu
Tag : AMAN Bengkulu