Oleh Dika Setiawan

Badan Usaha Milik Masyarakat Adat (BUMMA) Banten Kidul didorong agar lebih gencar memperkenalkan produk-produk buatan Masyarakat Adat  di pasar global guna menunjang pengembangan ekonomi lokal.

Langkah ini harus terus menerus dilakukan oleh BUMMA untuk menjawab persoalan-persoalan ekonomi Masyarakat Adat Banten Kidul agar lebih sejahtera.

Ketua Pelaksana Harian AMAN Daerah Banten Kidul Jajang Kurniawan mengatakan BUMMA Banten Kidul perlu sering mengikuti pameran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) agar produk- produk dari Masyarakat Adat bisa dikenal masyarakat luas di pasar global.  Dikatakannya, melalui event tersebut kita harus perlihatkan kepada masyarakat luas bahwa Masyarakat Adat bukan hanya memiliki kekayaan ritual adat saja tapi juga kerajinan tradisionalnya banyak dan berkualitas.

“Selama ini, Masyarakat Adat kita hanya dikenal dengan ritual adatnya saja. Tapi mereka lupa, Masyarakat Adat kita juga punya banyak produk hasil kerajinan tradisional yang bagus-bagus,” kata Jajang dalam acara pameran UMKM disela kegiatan Seba Baduy di Alun-Alun Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten minggu lalu.

Jajang mengatakan kita akan terus mengkampanyekan produk-produk Masyarakat Adat melalui BUMMA. Selanjutnya, BUMMA Banten Kidul bisa memanfaatkan event-event UMKM agar dapat menunjukan kekayaannya, pengetahuannya, kreativitasnya sehingga orang lain mengetahui kalau Masyarakat Adat mandiri secara ekonomi. Lebih penting dari itu, sebut Jajang, BUMMA Banten Kidul memiliki kemampuan untuk mengelola dan mengembangkan ekonomi Masyarakat Adat tanpa ketergantungan pada pihak lain.

“Kita membuat BUMMA agar ini bisa menjadi wadah dari hasil kreativitas dan inovasi Masyarakat Adat. Sekaligus, ini untuk menunjang perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan Masyarakat Adat di Banten Kidul,” ucapnya

Perhatian Pemerintah Daerah Masih Lemah

Jajang mengakui selama ini, produk – produk Masyarakat Adat di Banten Kidul tidak terakomodir dengan baik. Banyak orang yang tidak tahu tentang ekonomi kreatif yang dilakukan oleh Masyrakat Adat. Menurut Jajang, hal ini disebabkan karena kurangnya akses Masyarakat Adat untuk memperkenalkan produk-produknya.  

“Perhatian Pemerintah Daerah terhadap pemberdayaan Masyarakat Adat masih sangat lemah,” tegasnya.

Jajang menyebut selama ini, Masyarakat Adat hanya dijadikan komoditi oleh Pemerintah Daerah.  Program dari pemerintah terhadap pemberdayaan Masyarakat Adat tidak jelas kemana arahnya, seperti apa tujuannya. Seolah olah, pemerintah hanya menggugurkan kewajiban selaku pemangku kebijakan.

Dikatakannya, ekonomi kreatif Masyarakat Adat Banten Kidul tidak pernah diakomodir dengan baik oleh Pemerintah Daerah. Maka dari itu,  sebutnya, BUMMA hadir untuk menjadi marketnya produk - produk Masyarakat Adat.

“Kita tampung semua produk Masyarakat Adat. Kita akomodir dengan baik, sehingga perputaran ekonomi Masyarakat Adat Banten Kidul bisa berjalan dengan baik,” jelasnya.

BUMMA Banten Kidul. Dokumentasi AMAN

Mendorong Masyarakat Adat Terus Berinovasi

Jajang mengatakan BUMMA Banten Kidul akan terus mendorong Masyarakat Adat untuk berinovasi dan meningkatkan kreativitas agar bisa meningkatkan produktivitas. Selain itu, lanjutnya, peningkatan kapasitas dan kapabilitas Sumber Daya Manusia terus dilakukan agar kemampuan dalam bersaing di pasar global mumpuni.

Jajang menjelaskan BUMMA Banten Kidul merupakan perwujudan hadirnya Masyarakat Adat dalam kiprah ekonomi global. Selama ini, katanya, keberadaan Masyarakat Adat masih dipandang sebelah mata dan hanya dianggap sebagai konsumen atas produk – produk luar. Atas dasar ini, sebut Jajang, BUMMA Banten Kidul hadir menjadi senjata Masyarakat Adat untuk menunjukan jati diri bahwasannya Masyarakat Adat mampu bersaing dalam pasar global dan menjadi produsen untuk masyarakat luas.

“BUMMA akan menjadi kendaraan Masyarakat Adat untuk bersaing di pasar global,” tegasnya.

Maka dari itu, kata Jajang, BUMMA akan terus mempromosikan produk Masyarakat Adat. Kita manfaatkan ruang ruang untuk dijadikan tempat promosi produk Masyarakat Adat dengan segala kearifannya dan nilai – nilai budaya yang terkandung di dalamnya.

“Masyarakat Adat dengan segala potensi yang dimilikinya akan mampu bersaing dengan masyarakat luar,” tutupnya.

***

Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat dari Banten Kidul

Writer : Dika Setiawan | Banten Kidul
Tag : AMAN Daerah Banten Kidul