Oleh : Apriadi Gunawan

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) mengangkat peran pemuda adat sebagai agen perubahan bagi Masyarakat Adat dalam tema perayaan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia (HIMAS) tahun 2023 ini.

Ini adalah tema perayaan International Day of the World’s Indigenous Peoples yang diangkat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pemilihan tema ini karena disadarai pentingnya peran pemuda adat dalam menentukan nasib dan masa depan Masyarakat Adat.

Wakil Ketua Panitia HIMAS Abdi Akbar menyatakan tahun ini PBB menetapkan tema perayaan HIMAS 2023 “Pemuda Adat Sebagai Agen Perubahan bagi Masyarakat Adat untuk Menentukan Nasib Sendiri”. Menurut Abdi, tema ini sangat sesuai dengan kondisi saat ini.

Sebagai generasi penerus, katanya, pemuda adat memainkan peran penting yang menentukan nasib dan masa depan Masyarakat Adat. Oleh karena itu, hubungan antar generasi merupakan aspek penting yang akan memfasilitasi transfer pengetahuan dan ikatan yang kuat antar generasi.

Abdi menambahkan sebagai penjaga masa depan, pemuda adat haruslah memiliki kesadaran untuk bangkit berjuang secara koletif bersama komunitas adatnya, dengan mempraktikkan dan mengembangkan pengetahuan leluhur untuk berkontribusi pada masa depan yang lebih baik.

“Peran ini yang harus diambil oleh pemuda adat sebagai agen perubahan bagi Masyarakat Adat,” kata Abdi yang juga menjabat Direktur Perluasan Partisipasi Politik Masyarakat Adat PB AMAN.

Ia menerangkan nasib dan masa depan Masyarakat Adat salah satunya bergantung pada keputusan yang dibuat pemuda adat hari ini. Sekalipun, hak untuk menentukan nasib sendiri adalah Hak Masyarakat Adat.

Karenanya melalui perayaan HIMAS, sebut Abdi, kita ingin meningkatkan kesadaran semua pihak, terutama pemerintah tentang hak-hak Masyarakat Adat, agar dapat mempromosikan, melindungi, serta mengakui kontribusi Masyarakat Adat dalam pelestarian keanekaragaman budaya, pengetahuan tradisional, dan praktik berkelanjutan terhadap pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam, untuk kehidupan bersama yang adil dan lestari.

“Ini penting bagi Masyarakat Adat,” tandasnya.

Abdi menjelaskan perayaan HIMAS yang diperingati setiap tanggal 9 Agustus adalah hari untuk merayakan perlawanan gerakan Masyarakat Adat di seluruh dunia atas segala bentuk kolonialisme-penjajahan, dan untuk menolak punah.

Ia menyebut perayaan HIMAS ini rutin dilaksanakan setiap tahun oleh pengurus AMAN. Tahun ini, katanya, perayaan HIMAS dipusatkan di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Tahun sebelumnya, perayaan HIMAS lebih semarak dilaksanakan di kampung-kampung. Masyarakat Adat merayakannya dengan beragam kegiatan, ada yang melaksanakan ritual adat, diskusi, menggelar panggung seni budaya, dan lain-lain.

“Pokoknya semarak,” ujarnya singkat.

Sementara, pengurus AMAN yang berada di kota merayakannya secara sederhana, mengingat dua tahun terakhir ini kita baru saja melewati krisis pandemi Covid-19. Kemudian, saat itu AMAN sedang sibuk mempersiapkan penyelenggaraan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI di Papua.

Abdi mengatakan sebenarnya perayaan HIMAS yang dilaksanakan setiap tahun itu makna dan tujuannya sama, walaupun berbeda tema. Dikatakannya, perayaan HIMAS tahun ini dipusatkan di Tana Toraja karena selain ada beberapa kegiatan organisasi yang dilakukan pengurus AMAN di Toraja pada bulan Agustus ini, juga pada tahun 2027 nanti, Toraja akan menjadi tuan rumah Kongres Masyarakat Adat Nusantara ke-7.

“Itu pertimbangannya, mengapa kita memusatkan perayaan HIMAS tahun ini di Toraja,” kata Abdi.

Foto Dokumentasi AMAN

Persiapan Hampir Rampung

Ketua Panitia HIMAS AMAN, Romba Marannu Sombolinggi menyatakan sejauh ini persiapan panitia perayaan HIMAS sudah hampir rampung. Saat ini, katanya, panitia di berbagai bidang atau seksi tengah fokus pada teknis pelaksanaan puncak HIMAS pada 9 Agustus 2023.

Romba yang kini menjabat Ketua PD AMAN Toraya menuturkan peserta HIMAS tahun ini diperkirakan mencapai ratusan orang, terdiri dari perwakilan Masyarakat Adat dari berbagai wilayah di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Dewan AMAN Nasional, perwakilan Masyarakat Adat dari tujuh region; Papua, Kepulauan Maluku, Bali-Nusa Tenggara, Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Selain itu, akan hadir pula para penggiat seni (musik, tari, film, produk kerajinan, bengkel seni, dsb) dari komunitas-komunitas Masyarakat Adat. Kemudian, penggerak Sekolah Adat, organisasi pendukung gerakan Masyarakat Adat Nusantara, Pemerintah Daerah Toraja Utara dan Tana Toraja serta tamu undangan lainnya.

"Kita target ada sekitar 800 peserta, mudah-mudahan tidak kurang tapi bisa lebih,” kata Romba sembari mempersilahkan masyarakat datang untuk berpartisipasi di acara HIMAS.

Romba menjelaskan perayaan HIMAS akan diisi dengan berbagai kegiatan menarik seperti mengungjungi tempat-tempat bersejarah, diskusi tentang hukum adat dan KUHP, bincang pemuda adat, pembuatan tuak, bengkel seni budaya, panggung budaya, kuliner Masyarakat Adat, pameran foto Masyarakat Adat dan klinik hukum.

Ia menambahkan semua kegiatan HIMAS tersebut telah dipersiapkan dengan baik. Romba berharap semua kegiatan berjalan lancar serta diberkati oleh alam, leluhur dan pencipta kita.

“Ini harapan kita, semoga peringatan HIMAS tahun ini berjalan lancar,” katanya sembari memaparkan rangkaian perayaan HIMAS tahun ini akan dilaksanakan mulai tanggal 6 Agustus hingga puncaknya 9 Agustus 2023 di Kampung Adat Kete Kesu, Toraja Utara

***

 

 

Tag : Pemuda Adat Toraja HIMAS 2023