Oleh Michelin Sallata dan Maruli Tua Simanjuntak

Pemuda adat Tano Batak melakukan kegiatan Horja Naposo yang dilaksanakan di Wilayah Adat Aek Godang Tornauli, Kecamatan Adian Koting, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Pengurus Harian (BPH) AMAN Tano Batak itu dikemas dalam bentuk kemah pemuda adat, di mana para peserta merupakan perwakilan pemuda dari 59 komunitas Masyarakat Adat di Tano Batak.

Kegiatan berlangsung selama tiga hari pada 31 Maret hingga 3 April 2022. Berbagai acara turut dilaksanakan dalam kegiatan itu, seperti belajar bersama, bekerja bersama, menjelajahi wilayah adat, pelatihan kerja sama tim dengan mencontohkan permainan (games) penyelamatan di Sungai Aek Godang, dan lain-lain. Selain itu, peserta juga diberi kesempatan untuk menonton bersama film Singkam Mabarbar, sebuah film yang menggambarkan perlawanan Masyarakat Adat di Tano Batak terhadap PT Toba Pulp Lestari (TPL) yang terus menggerus wilayah adat di Tano Batak. Peserta juga diberi ruang untuk merespons film tersebut sekaligus berdiskusi mengenai aksi kolektif yang akan dilakukan untuk jangka panjang.

Di puncak acara, para pemuda adat mengikat janji untuk menjaga dan melindungi wilayah adat. Kami berkomitmen bersama dengan Masyarakat Adat setempat untuk melibatkan diri dalam setiap perjuangan serta melakukan pertukaran pemuda adat antar-komunitas Masyarakat Adat di Tano Batak. Di masa yang akan datang, pemuda adat diharapkan memperluas jangkauan gerakannya dalam setiap perjuangan untuk merebut kembali hak Masyarakat Adat.

Pada kesempatan itu, dilakukan pula pengukuhan Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Kampung Natumingka oleh Ketua Umum BPAN Michelin Sallata.

Ketua AMAN Tano Batak Roganda Simanjuntak mengatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk membangun solidaritas pemuda adat Tano Batak agar lebih dekat lagi dengan komunitas Masyarakat Adat dan mempelajari strategi yang bisa dilakukan pemuda adat untuk mempertahankan wilayah adat.

Ia berharap melalui kegiatan itu, para pemuda adat menjadi garda terdepan dan saling mendukung untuk melawan eksploitasi.

“Rapatkan barisan pemuda adat. Bangkit, bersatu, bergerak mengurus wilayah adat,” kata Roganda di sela-sela kegiatan Horja Naposo di Aek Gordang Tornauli.

Ketua AMAN Tapanuli Utara Ahmad Simanjuntak pun berharap pemuda adat mampu membuat gerakan baru di wilayah adat. Menurutnya, sudah seharusnya pemuda adat mendapat peran dalam setiap agenda perjuangan pemenuhan hak Masyarakat Adat. Ia menegaskan bahwa pemuda adat harus tampil membawa semangat persatuan komunitas Masyarakat Adat dalam mengurus wilayah adat.

“Walaupun dari sekian pemuda adat yang hadir di sini, baru beberapa yang mungkin menyaksikan langsung apa yang dilakukan TPL terhadap tanah ulayat kita, saya yakin solidaritas senasib sepenanggungan bisa dipelihara oleh pemuda adat di Tano Batak ini,” ujarnya.

Jhonri Simanjuntak dari Komunitas Masyarakat Adat Ompu Ronggur Simanjuntak, merasa beruntung menjadi salah satu peserta dalam kegiatan itu. Ia menyatakan, selain mempererat hubungan pemuda adat, kegiatan juga memberi dampak positif terhadap solidaritas pemuda adat dalam menjaga dan mengelola wilayah adat, di mana hutan adat dan wilayah adat di Tano Batak sudah tercemar akibat limbah para perusahaan perusak lingkungan, termasuk TPL.

Pada kesempatan itu, Jhonri mengajak seluruh pemuda adat untuk terlibat dalam upaya melestarikan alam. “Pemuda adat harus terlibat dalam pelestarian hutan alam demi generasi di masa depan,” katanya.

Hal senada disampaikan oleh Arison Simanjuntak dari Komunitas Masyarakat Adat Tapian Nauli. Ia bilang bahwa kegiatan tersebut sangat positif untuk mengembangkan imajinasi yang baik, meningkatkan daya kreativitas, dan mempererat solidaritas antar-komunitas Masyarakat Adat.

Putri Ambarita dari Komunitas Masyarakat Adat Sihaporas menceritakan pengalamannya menyaksikan orangtuanya memperjuangkan wilayah adat, di mana ia kini pula harus melanjutkan perjuangan tersebut.

“Marilah kita saling bahu-membahu dan membantu sesama Masyarakat Adat di Tano Batak,” ungkapnya dalam sesi berbagi bersama untuk aksi Gerak Tutup TPL. “Kita tidak pernah tahu sampai kapan orangtua kita akan terus mampu untuk berjuang, sehingga ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama sebagai pemuda adat untuk memikirkan perjuangan terhadap wilayah adat kita.”

***

Michelin Sallata adalah Ketua Umum BPAN dan Maruli Tua Simanjuntak adalah jurnalis rakyat dari Tano Batak, Sumatera Utara.

Tag : Tano Batak BPAN Kemah Raya