Oleh Alfa Gumilang

Sore itu, sekitar 30 orang perwakilan Masyarakat Adat dari beragam penjuru Nusantara, datang menemui Dewan Adat Papua (DAP) dengan mengenakan ragam pakaian adat. Perwakilan Masyarakat Adat yang tergabung dalam AMAN, - terdiri dari Pengurus Besar (PB) AMAN dan Dewan AMAN Nasional (DAMANNAS) - dipimpin oleh Sekjen AMAN Rukka Sombolinggi, sedangkan dari pihak DAP dipimpin oleh Ketua Umum DAP Mananwir Yan Pieter Yarangga.

Pertemuan AMAN dan DAP tersebut bermaksud untuk menyampaikan rencana Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI yang akan dilangsungkan pada Oktober 2022. Disambut dengan hangat oleh DAP, Rukka Sombolinggi menyampaikan bahwa gerakan Masyarakat Adat di Nusantara saat ini, salah satunya dikandung oleh Masyarakat Adat di Papua. 

“Dulu, awalnya orangtua kita berjuang atas nama lingkungan,” kata Rukka. “Tapi, saat saya tanya ke orangtua saya, dijawab bahwa alasannya memperjuangkan lingkungan, adalah juga ingin menjaga wilayah adat. Dan kenapa kita memilih nama ‘Nusantara’? Itu karena sebelum Indonesia ada, Masyarakat Adat telah terlebih dahulu ada.” 

KMAN VI akan menjadi momentum untuk menjaga persatuan perjuangan Masyarakat Adat di Nusantara sekaligus untuk menyatakan sikap politik dan agenda organisasi.

“Dukungan dari Dewan Adat Papua dalam pelaksanaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara, akan menjadi kunci penyelenggaraan Kongres. Dan di Kongres nanti, kita akan bersatu, bergandengan tangan, berjuang untuk kedaulatan kita, kedaulatan Masyarakat Adat,” tutupnya. 

Mananwir Yan Pieter Yarangga menyambut baik dan mendukung pelaksanaan KMAN. Ketua Umum DAP yang baru terpilih kembali untuk kali kedua dalam Konferensi Besar Masyarakat Adat Papua yang mengusung tema “Selamatkan Manusia, Tanah, dan Sumber Daya Alam Papua,” menyebutkan bahwa DAP dan AMAN telah berjuang bersama selama sekitar dua dekade, terutama ketika AMAN dipimpin oleh Abdon Nababan yang saat ini menjabat sebagai Ketua DAMANNAS. 

“Rasa syukur pada Tuhan untuk pertemuan kita hari ini. Saya sangat berterima kasih dan menerima AMAN untuk melaksanakan Kongres di Papua. Dan atas nama DAP, kami menerima kehadiran Kongres Masyarakat Adat Nusantara karena kita tidak bisa berjuang sendiri,” sambutnya.

Pertemuan AMAN dengan DAP. Sumber foto: Dokumentasi AMAN.

Dalam sambutannya, ia juga memberikan satu pandangan tentang adat. Menurutnya, adat itu adalah awal, tidak akan hilang, dan akan terus hidup. Hari ini Masyarakat Adat eksis dan hidup dengan modifikasi yang sesuai dengan perkembangan zaman. Ia menyatakan bahwa DAP dan AMAN ada di dalam azas yang sama: satu saudara yang masih berjuang untuk Masyarakat Adat di Papua dan di Nusantara. 

“Kita peduli terhadap nilai adat dan hak asasi manusia. Kita akan menyukseskan penyelenggaraan Kongres Masyarakat Adat Nusantara,” ujarnya. 

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Eksekutif DAP Leonard Imbiri mengatakan, selain dukungan pada KMAN VI, perlu juga memikirkan kolaborasi ke depan antara AMAN dan DAP. Ia yakin dalam KMAN VI, kelak melahirkan generasi-generasi baru pejuang Masyarakat Adat yang akan memimpin kita di masa depan.

Pertemuan yang juga dihadiri oleh Bupati Jayapura Mathius Awoitauw itu, berlangsung sekitar dua jam lebih dan ditutup dengan makan malam bersama. Dalam sambutannya, ia mengatakan bahwa pertemuan kali ini adalah untuk menyamakan persepsi ketika bicara tentang tanah dan manusia.

“Kita bicara tentang hak Masyarakat Adat. Dan jika Kongres nanti kita persiapkan dengan baik, pasti akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa,” pungkasnya. 

***

Tag : KMAN VI Papua Dewan Adat Papua AMAN